Bumiayu
Opini
Bumiayu adalah Kota kecamatan disebelah selatan kabupaten Brebes. Bumiayu juga menjadi semacam transportation hub bagi sekitar 4 kecamatan disekitarnya. Jalur transportasi baik antar kota antar provinsi maupun sebaliknya bagi daerah sekitar terutama Brebes bagian selatan berpusat di Bumiayu, namun beberapa lampu bangjo tidaklah beroperasi dikarenakan rusak. Hal ini terjadi selain hanya di kecamatan Bumiayu terdapat terminal bus, juga dikarenakan Bumiayu menjadi semacam pusat kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Status tersebut menjadikan Bumiayu kota kecamatan yang pepek-rupek dalam hal lalulintas. Jalur utama di kota Bumiayu selalu ramai terutama diwaktu berangkat dan pulang sekolah. Angkot dan kendaraan pribadi terutama sepeda motor seakan berebut akses jalan utama yang melintasi pusat Kota Bumiayu, sung.
Beberapa hal utama yang membuat kemacetan lalulintas adalah ketidakseimbangan antara volume kendaraan dengan jalan itu sendiri. Serta faktor manusia yang kurang memahami peraturan lalulintas, seperti berhenti/ parkir tidak pada tempatnya serta saling serobot dan menggunakan lajur lawan arah. Sehingga solusi masalah kemacetan sebenarnya terbagi menjadi 2 hal utama, yaitu infrastruktur yang memadai termasuk aturan dan perundang-undangan yang jelas serta dari segi manusianya itu sendiri.
Dari sisi sumber daya manusia jelas pangkal masalah adalah pendidikan lalulintas. Banyak pengendara kendaraan yang masih belum memahami peraturan dasar dalam berlalulintas, padahal duwe SIM, apa maning sing ora duwe ya?. Diperlukan usaha yang ora umum serta berkelanjutan terutama dimulai dari generasi muda untuk menghasilkan generasi yang patuh aturan lalulintas.
Penulis mencoba membahas khususon pada ketidakmuruban bahkan absennya lampu abang ijo kuning atawa lampu bangjo, lazim disebut lampu lalulintas, yang terdapat di Bumiayu. Pembaca yang berdomisili di Bumiayu bisa mengamati dari sekian banyak prapatan dan pertelon di Bumiayu hanya ada beberapa yang ditongkrongi lampu bangjo, itupun murubnya ntap-ntip. Tercatat hanya di petigaan jalan lingkar baik yang di pagojengan atawa talok serta di perempatan terminal serta dipertigaan pasar wage terdapat lampu bangjo. Perempatan ataupun pertigaan yang lain blas ora ana.
Ditempat dimana terdapat lampu lalulintas pun bisa diamati hanya di perempatan terminal Bumiayu yang berfungsi dengan normal. Berfungsi disini adalah selain lampu tersebut nyala dengan teratur bergantian lampu, pengendara pun mematuhi bergiliran sesuai kode lampu. Ditempat yang lain lampu bangjo tersebut tidak berfungsi secara optimal, seakan hanya menjadi semacam hiasan belaka. Sung wani tilikan..
Padahal dengan ruas jalan di Bumiayu yang terbatas serta peningkatan jumlah pengguna jalan salah satu solusi agar kemacetan bisa terkendali adalah dengan cara bergantian. Karena arus yang ramai dan saling berebut hanya akan menghasilkan deadlock alias macet total. Bisa pembaca saksikan tiap pagi pada jam kerja mulai sekira jam 7 kurang sepuluh menit di perempatan polsek Bumiayu. Kendaraan yang saling berebut akses bertemu dengan pejalan kaki yang menyeberang serta gemeruh pasar menghasilkan keruwetan yang hakiki.
Sampai saat ini penulis juga tidak mengetahui alasan pasti, mengapa di daerah semacet Bumiayu belum difungsikan lampu lalulintas yang optimal. Bisa Kita lihat di kota yang lain yang semakin ramai.
Fasilitas ini menjadi semacam kewajiban beserta fasilitas lain seperti trotoar dan jembatan penyeberangan orang atau JPO. Mungkin dari pihak terkait yang bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai hal itu. Jadi kesimpulannya adalah pembahasan dari awal tadi sebenarnya merupakan hal yang sia-sia belaka, ndean.
Lampu Bangjo di Bumiayu tidak berfungsi sebagaimana mestinya
Bumiayu adalah Kota kecamatan disebelah selatan kabupaten Brebes. Bumiayu juga menjadi semacam transportation hub bagi sekitar 4 kecamatan disekitarnya. Jalur transportasi baik antar kota antar provinsi maupun sebaliknya bagi daerah sekitar terutama Brebes bagian selatan berpusat di Bumiayu, namun beberapa lampu bangjo tidaklah beroperasi dikarenakan rusak. Hal ini terjadi selain hanya di kecamatan Bumiayu terdapat terminal bus, juga dikarenakan Bumiayu menjadi semacam pusat kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Status tersebut menjadikan Bumiayu kota kecamatan yang pepek-rupek dalam hal lalulintas. Jalur utama di kota Bumiayu selalu ramai terutama diwaktu berangkat dan pulang sekolah. Angkot dan kendaraan pribadi terutama sepeda motor seakan berebut akses jalan utama yang melintasi pusat Kota Bumiayu, sung.
Penyebab Macet
Beberapa hal utama yang membuat kemacetan lalulintas adalah ketidakseimbangan antara volume kendaraan dengan jalan itu sendiri. Serta faktor manusia yang kurang memahami peraturan lalulintas, seperti berhenti/ parkir tidak pada tempatnya serta saling serobot dan menggunakan lajur lawan arah. Sehingga solusi masalah kemacetan sebenarnya terbagi menjadi 2 hal utama, yaitu infrastruktur yang memadai termasuk aturan dan perundang-undangan yang jelas serta dari segi manusianya itu sendiri.
Dari sisi sumber daya manusia jelas pangkal masalah adalah pendidikan lalulintas. Banyak pengendara kendaraan yang masih belum memahami peraturan dasar dalam berlalulintas, padahal duwe SIM, apa maning sing ora duwe ya?. Diperlukan usaha yang ora umum serta berkelanjutan terutama dimulai dari generasi muda untuk menghasilkan generasi yang patuh aturan lalulintas.
Lampu Bangjo Rusak
Penulis mencoba membahas khususon pada ketidakmuruban bahkan absennya lampu abang ijo kuning atawa lampu bangjo, lazim disebut lampu lalulintas, yang terdapat di Bumiayu. Pembaca yang berdomisili di Bumiayu bisa mengamati dari sekian banyak prapatan dan pertelon di Bumiayu hanya ada beberapa yang ditongkrongi lampu bangjo, itupun murubnya ntap-ntip. Tercatat hanya di petigaan jalan lingkar baik yang di pagojengan atawa talok serta di perempatan terminal serta dipertigaan pasar wage terdapat lampu bangjo. Perempatan ataupun pertigaan yang lain blas ora ana.
Ditempat dimana terdapat lampu lalulintas pun bisa diamati hanya di perempatan terminal Bumiayu yang berfungsi dengan normal. Berfungsi disini adalah selain lampu tersebut nyala dengan teratur bergantian lampu, pengendara pun mematuhi bergiliran sesuai kode lampu. Ditempat yang lain lampu bangjo tersebut tidak berfungsi secara optimal, seakan hanya menjadi semacam hiasan belaka. Sung wani tilikan..
Bangjo mencegah Macet
Padahal dengan ruas jalan di Bumiayu yang terbatas serta peningkatan jumlah pengguna jalan salah satu solusi agar kemacetan bisa terkendali adalah dengan cara bergantian. Karena arus yang ramai dan saling berebut hanya akan menghasilkan deadlock alias macet total. Bisa pembaca saksikan tiap pagi pada jam kerja mulai sekira jam 7 kurang sepuluh menit di perempatan polsek Bumiayu. Kendaraan yang saling berebut akses bertemu dengan pejalan kaki yang menyeberang serta gemeruh pasar menghasilkan keruwetan yang hakiki.
Sampai saat ini penulis juga tidak mengetahui alasan pasti, mengapa di daerah semacet Bumiayu belum difungsikan lampu lalulintas yang optimal. Bisa Kita lihat di kota yang lain yang semakin ramai.
Fasilitas ini menjadi semacam kewajiban beserta fasilitas lain seperti trotoar dan jembatan penyeberangan orang atau JPO. Mungkin dari pihak terkait yang bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai hal itu. Jadi kesimpulannya adalah pembahasan dari awal tadi sebenarnya merupakan hal yang sia-sia belaka, ndean.
Via
Bumiayu
Posting Komentar