Kuliner
Kamu aliran mana, makan bubur ayam diaduk atau tidak?
Sarapan bagi sebagian orang Indonesia. Asal muasal makanan ini bisa ditarik dari kuliner negeri tiongkok yang sudah barang tentu berbeda dengan bubur ayam versi Indonesia. Berbicara versi pun sebenarnya banyak sekali jenis bubur ayam. Mulai dari bubur original tanpa tambahan apapun, biasanya sarapan orang sakit, bubur ayam dengan kuah kuning, sampai dengan tambahan kacang goreng, krupuk dan suwiran ayam, mazhab bubur ini yang paling banyak pengikutnya. Dan biasanya bubur ayam ini dijual dengan menggunakan gerobak dorongan ataupun sudah berbentuk warung makan.
Bubur dari beras putih yang pulen, kemudian ditopping dengan suwiran ayam lalu disiram dengan kuah kaldu ayam berbumbu kental dan terakhir ditambah dengan kerupuk dan atau emping. Topping tambahan yang menjadi ciri khas penjualnya seperti kacang kedelai goreng, sate usus, sate ati, sate telur puyuh, bahkan sate ayam menjadi pilihan. Tidak lupa menambahkan sambal bagi penyuka pedas.
Mengenai kuah biasanya tiap pedagang mempunyai resep berbeda. Ada bubur yang menggunakan kuah kental maupun agak encer. Ada kuah bubur yang bercita rasa tajam pada bumbu tertentu seperti kunyit. Ada pula bubur ayam yang berkuah kecoklatan seperti saus barbekyu. Berbeda daerah berbeda pula kelaziman dari kuah bubur ayam ini. Biasanya disesuaikan dengan ciri khas bumbu dari daerah tersebut. Kembali lagi ke soal selera dan lidah yang berbeda-beda, tetapi tetep bubur ayam jua
Dari sisi penjual pun ada beragam. Selain pedagang bubur ayam gerobak kelilingan atau mangkal, mamang penjual indomie dibeberapa lokasi juga menyediakan menu bubur ayam. Bubur ayam pun seakan naik kelas ketika beberapa cafe dan warung kekinian juga menyediakan menu bubur ayam. Bahkan online shop kuliner juga ada yang menawarkan bubur ayam sejalan dengan semakin mudahnya pengemasan untuk delivery order/ pesan antar.
Sempat menjadi trending di media sosial masalah bubur ayam diaduk atau tidak ketika dinikmati. Masyarakat pun terbelah menjadi 2 kubu yang berbeda. Masing-masing dengan alasan saklek yang dipertahankan. Ada yang beralasan jika tidak diaduk maka kuah dan bumbu tidak akan berasa. Anti bubur ayam aduk beralasan merasa jijik melihat bubur ayam yang diaduk, justru bisa menikmati sedikit demi sedikit mulai dari topping sampai kuah dengan khusuk.
Berbicara bubur ayam apalagi di media sosial pasti akan bersinggungan dengan Cing Abdel Achrian @abdelachrian. Seleb satu ini seakan menjadi duta bubur Palapa. Cing Abdel rutin memposting foto bubur ayam Palapa hampir segencar buzzer pilpres. Entah memang bisnis pribadi atau menjadi endorsement. Apapun itu, iklan ataupun bukan, semoga penjual bubur ayam tetep bersemangat dalam meng-halusi-nasi.
Bubur dari beras putih yang pulen, kemudian ditopping dengan suwiran ayam lalu disiram dengan kuah kaldu ayam berbumbu kental dan terakhir ditambah dengan kerupuk dan atau emping. Topping tambahan yang menjadi ciri khas penjualnya seperti kacang kedelai goreng, sate usus, sate ati, sate telur puyuh, bahkan sate ayam menjadi pilihan. Tidak lupa menambahkan sambal bagi penyuka pedas.
Mengenai kuah biasanya tiap pedagang mempunyai resep berbeda. Ada bubur yang menggunakan kuah kental maupun agak encer. Ada kuah bubur yang bercita rasa tajam pada bumbu tertentu seperti kunyit. Ada pula bubur ayam yang berkuah kecoklatan seperti saus barbekyu. Berbeda daerah berbeda pula kelaziman dari kuah bubur ayam ini. Biasanya disesuaikan dengan ciri khas bumbu dari daerah tersebut. Kembali lagi ke soal selera dan lidah yang berbeda-beda, tetapi tetep bubur ayam jua
Dari sisi penjual pun ada beragam. Selain pedagang bubur ayam gerobak kelilingan atau mangkal, mamang penjual indomie dibeberapa lokasi juga menyediakan menu bubur ayam. Bubur ayam pun seakan naik kelas ketika beberapa cafe dan warung kekinian juga menyediakan menu bubur ayam. Bahkan online shop kuliner juga ada yang menawarkan bubur ayam sejalan dengan semakin mudahnya pengemasan untuk delivery order/ pesan antar.
Sempat menjadi trending di media sosial masalah bubur ayam diaduk atau tidak ketika dinikmati. Masyarakat pun terbelah menjadi 2 kubu yang berbeda. Masing-masing dengan alasan saklek yang dipertahankan. Ada yang beralasan jika tidak diaduk maka kuah dan bumbu tidak akan berasa. Anti bubur ayam aduk beralasan merasa jijik melihat bubur ayam yang diaduk, justru bisa menikmati sedikit demi sedikit mulai dari topping sampai kuah dengan khusuk.
Berbicara bubur ayam apalagi di media sosial pasti akan bersinggungan dengan Cing Abdel Achrian @abdelachrian. Seleb satu ini seakan menjadi duta bubur Palapa. Cing Abdel rutin memposting foto bubur ayam Palapa hampir segencar buzzer pilpres. Entah memang bisnis pribadi atau menjadi endorsement. Apapun itu, iklan ataupun bukan, semoga penjual bubur ayam tetep bersemangat dalam meng-halusi-nasi.
Via
Kuliner
Posting Komentar