Kolom Penulis
Setiap kita, tentu menginginkan hidup yang baik, lebih baik dan lebih baik lagi, perubahan, kita memang harus berubah, berubah menjadi lebih baik, bukankah serring kita mendengat pepatah mengatakan “hari ini harus lebih baik dari kemarin?”, pepatah yang sering didengar namun sedikit orang yang mengaplikasikannya.
Masa lalu adalah masa dimana setiap kita sudah melewatinya, masa lalu yang seharusnya kita jadikan sebagai bahan evaluasi hidup agar apa yang tidak baik di masa lalu tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Masa lalu adalah pembelajaran bagi kita yang berkeinginan untuk lebih baik.
Untuk berubah menjadi lebih baik memang tidak-lah mudah, perlu proses, butuh proses dengan waktu yang mungkin tidak sekejap, paling tidak ada usaha yang kita tunjukkan bahwa kita sedang dalam perubaahan, usaha yang nyata, bukti yang kita tunjukkan, yang bisa (setidaknya) dilihat oleh oranglain.
Terkadang, kita harus melewati begitu banyak rintangan dalam berproses, namun kita harus selalu ingat tujuan kita agar kita tetap berdiri tegak melewati rintangan yang ada, tujuan kita adalah menjadi lebih baik. Kritikan dari segala penjuru baiknya kita jadikan sebagai tambahan referensi kita untuk maju, selangkah demi selangkah, dengan penuh kesungguhan dan niat yang tertanam kuat, niat yang baik untuk jadi lebih baik.
Tentang harapan, tentu kita memiliki harapan untuk sesuatu agar bisa berubah, namun jika tetap saja tidak berubah maka kita-lah yang harus berubah.
Nikmati prosesnya, tunjukkan bahwa kita sedang berproses menuju perubahan yang lebih baik.
Dengan niat yang kuat, usaha yang nyata, jelas nan tidak samar, maka perubahan itu akan terlihat. Perubahan hanya milik orangorang yang bertekad kuat, bersungguh-sungguh dan yakin bahwa dirinya mampu untuk berubah. Perubahan bukanlah milik orangorang yang hanya “berkoar” ingin berubah, bukan milik orangorang yang hanya menganggukkan kepala bahwa dia sanggup berubah. Tidak akan ada perubahan tanpa “action”, tidak akan ada perubahan tanpa tindakan, perubahan adalah proses yang suka tidak suka, mau tidak mau harus dibuktikan dengan perbuatan.
Akan selalu ada alasan untuk sebuah perubahan, sederhananya, perubahan ada karena tekad untuk jadi lebih baik, ada semacam motivasi menggebu dalam dirinya untuk segera berubah, cinta, yang mampu membuat seseorang berubah, mempu memberikan energi lebih pd seseorang dalan proses untuk berubah, cinta adalah “verb”, cinta adalah energi, yang seharusnya menguatkan dan mengobarkan semangat perubahan.
Juga, akan ada alasan seseorang untuk tidak berubah, rasa nyaman dengan kondisi yang ada, tidak mau mengambil resiko dari sebuah perubahan, dan banyak hal, namun ada dua yang paling fatal, yakni tekad yang lemah karena cinta yang “ngambang” dan ketidakseriusan untuk berubah, padahal, perubahan diperlukan karena sesuatu yang kurang baik agar menjadi lebih baik.
Seseorang yang tidak berkenan menerima kritik cenderung sulit untuk melakukan perubahan, kritikan yang ada adalah bentuk dari ke-usil-an kasih-sayang, perwujudan dari perhatian da kepedulian, sayangnya, tidak semua orang terbuka terhadap kritikan. Bagi sebagian orang menganggap bahwa kritikan adalah sebuah penilaian negatif, adalah bentuk ketidakpuasan, adalah bentuk dari sebuah pembatasan atau sebuh bentuk dari aturan yang dirasa membatasi, maka tidak heran, jika ada orang-orang yang kemudian memilih untuk hengkang dari kritikan, memilih membebaskan diri daripada selalu dikritik.
Jika saja disadari lebih sadar, harusnya kita bangga dengan kritikan, karena kritikanlah yang pada akhirnya menjadikan kita semakin baik, menjadikan sesuatu semakin bermutu. Jika menghindar dari kritikan lantas kapan kita melakukan perubahan?, bermuhasabah?, sedalam apa kita akan mengoreksi diri kita?, percayalah, oranglain yang akan lebih memahami dan merasakan efek perbuatan kita, baik suka ataupun tidak.
Cinta adalah rasa yang setiap insan memiliknya, ia ada sejak kita belum ada, ia tinggal dalam daging yang menggumpal. Cinta adalah energi, mampu menguatkan yang lemah dan memberanikan yang takut. Cinta adalah kata kerja, yang dengannya seseorang mampu menujukkannya, cinta adalah perbuatan dan tindakan, bukan sekadar “ocehan”. Seseorang yang benar memiliki cinta akan dengan sangat mudah dilihat dari perbuatannya, mudah untuk menyimpulkan seseorang memiliki cinta atau hanya berpura-pura.
Cinta akan mendorong seseorang dalam perubahan, perubahan yang sejatinya harus dilakukan tanpa diminta, perubahan yang mengalir atas dorongan pemahaman cinta, dorongan berubah ke arah yang lebih baik.
Seseorang yang menghendaki akan sebuah perubahan atas cinta dengan harapan berubah untuk lebih menguatkan yang ada, memang terkadang dihadapkan pada jalan terjal, akan melewati perdebatan panjang dan bahkan kerenggangan, namun jika saling mengerti dan memahami akan tujuan dari perubahan itu sendiri maka cinta lah yang akan menguatkan kembali.
Beranikan diri untuk berubah yang tidak hanya karena keinginan lebih baik tapi juga berubahlah dengan cinta karena perubahan bisa jadi sebuah ajang pembuktian yang nyata, jika tidak berani memberanikan diri, maka saat itulah cinta berperan, cinta yang nyata, benar nan sungguh-sunggguh, tidak akan memberi ketakutan dan keraguan pada pemiliknya, cinta yang menggebu akan memberontak dalam jiwa agar diri ini mampu menunjukkan kepada dunia seakan ingin sekali dengan bangga berucap “cinta ini masih ada, selalu ada, untukmu”.
Komitmen cinta yang kuat akan membawa perubahan yang signifikan, perubahan yang prosesnya menyenangkan karena lahir dari ketulusan, proses panjang perubahan yang tetap menyejukkan karena bertujuan saling mengisi, saling melengkapi, bukan karena saling menjatuhkan.
Perubahan juga butuh kejujuran, jujur untuk berubah dan berubah karena jujur, tidak sedikit yang merubah diri menjadi lebih baik dengan proses yang begitu cepat namun kebaikannya tidak mampu bertahan lama apalagi bersifat “continue”, tersebab perubahan yang terjadi tidak didasari atas kejujuran.
Dewasa ini, jujur bukan hanya sekadar sifat luarbiasa yang dimiliki orangorang yang luarbiasa namun jujur adalah “skill” yang setiap kita harus berlatih, berlatih dan terus berlatih. Perubahan yang terjadi atas kejujuran akan selalu mengarah pada kebaikan dan kekal.
Seringkali telinga ini mendengar tentang komitmen, terutama dalam sebuah hubungan, baik cinta atau lainnya. Komitmen menjadi satu hal pokok keberlangsungan hubungan.
Komitmen yang kuat akan terpancar dari perubahan sikap, sikap yang selaras dengan apa yang terucap. Komitmen untuk senantiasa memperbaiki diri, menunjukkan kebaikan demi kebaikan untuk kebaikan. Komitmen akan menumbuhkan kepercayaan, saat kepercayaan telah tumbuh, peliharalah dengan komitmen yang semakin nyata, pembuktian tindakan atas apa yang diucapkan.
Kelvin Azan Fauzy : Sebuah Catatan 120 Hari
Perubahan adalah Proses
Setiap kita, tentu menginginkan hidup yang baik, lebih baik dan lebih baik lagi, perubahan, kita memang harus berubah, berubah menjadi lebih baik, bukankah serring kita mendengat pepatah mengatakan “hari ini harus lebih baik dari kemarin?”, pepatah yang sering didengar namun sedikit orang yang mengaplikasikannya.
Masa lalu adalah masa dimana setiap kita sudah melewatinya, masa lalu yang seharusnya kita jadikan sebagai bahan evaluasi hidup agar apa yang tidak baik di masa lalu tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Masa lalu adalah pembelajaran bagi kita yang berkeinginan untuk lebih baik.
Untuk berubah menjadi lebih baik memang tidak-lah mudah, perlu proses, butuh proses dengan waktu yang mungkin tidak sekejap, paling tidak ada usaha yang kita tunjukkan bahwa kita sedang dalam perubaahan, usaha yang nyata, bukti yang kita tunjukkan, yang bisa (setidaknya) dilihat oleh oranglain.
Terkadang, kita harus melewati begitu banyak rintangan dalam berproses, namun kita harus selalu ingat tujuan kita agar kita tetap berdiri tegak melewati rintangan yang ada, tujuan kita adalah menjadi lebih baik. Kritikan dari segala penjuru baiknya kita jadikan sebagai tambahan referensi kita untuk maju, selangkah demi selangkah, dengan penuh kesungguhan dan niat yang tertanam kuat, niat yang baik untuk jadi lebih baik.
Tentang harapan, tentu kita memiliki harapan untuk sesuatu agar bisa berubah, namun jika tetap saja tidak berubah maka kita-lah yang harus berubah.
Nikmati prosesnya, tunjukkan bahwa kita sedang berproses menuju perubahan yang lebih baik.
Dengan niat yang kuat, usaha yang nyata, jelas nan tidak samar, maka perubahan itu akan terlihat. Perubahan hanya milik orangorang yang bertekad kuat, bersungguh-sungguh dan yakin bahwa dirinya mampu untuk berubah. Perubahan bukanlah milik orangorang yang hanya “berkoar” ingin berubah, bukan milik orangorang yang hanya menganggukkan kepala bahwa dia sanggup berubah. Tidak akan ada perubahan tanpa “action”, tidak akan ada perubahan tanpa tindakan, perubahan adalah proses yang suka tidak suka, mau tidak mau harus dibuktikan dengan perbuatan.
Akan selalu ada alasan untuk sebuah perubahan, sederhananya, perubahan ada karena tekad untuk jadi lebih baik, ada semacam motivasi menggebu dalam dirinya untuk segera berubah, cinta, yang mampu membuat seseorang berubah, mempu memberikan energi lebih pd seseorang dalan proses untuk berubah, cinta adalah “verb”, cinta adalah energi, yang seharusnya menguatkan dan mengobarkan semangat perubahan.
Juga, akan ada alasan seseorang untuk tidak berubah, rasa nyaman dengan kondisi yang ada, tidak mau mengambil resiko dari sebuah perubahan, dan banyak hal, namun ada dua yang paling fatal, yakni tekad yang lemah karena cinta yang “ngambang” dan ketidakseriusan untuk berubah, padahal, perubahan diperlukan karena sesuatu yang kurang baik agar menjadi lebih baik.
Seseorang yang tidak berkenan menerima kritik cenderung sulit untuk melakukan perubahan, kritikan yang ada adalah bentuk dari ke-usil-an kasih-sayang, perwujudan dari perhatian da kepedulian, sayangnya, tidak semua orang terbuka terhadap kritikan. Bagi sebagian orang menganggap bahwa kritikan adalah sebuah penilaian negatif, adalah bentuk ketidakpuasan, adalah bentuk dari sebuah pembatasan atau sebuh bentuk dari aturan yang dirasa membatasi, maka tidak heran, jika ada orang-orang yang kemudian memilih untuk hengkang dari kritikan, memilih membebaskan diri daripada selalu dikritik.
Jika saja disadari lebih sadar, harusnya kita bangga dengan kritikan, karena kritikanlah yang pada akhirnya menjadikan kita semakin baik, menjadikan sesuatu semakin bermutu. Jika menghindar dari kritikan lantas kapan kita melakukan perubahan?, bermuhasabah?, sedalam apa kita akan mengoreksi diri kita?, percayalah, oranglain yang akan lebih memahami dan merasakan efek perbuatan kita, baik suka ataupun tidak.
Cinta dan Perubahan
Cinta adalah rasa yang setiap insan memiliknya, ia ada sejak kita belum ada, ia tinggal dalam daging yang menggumpal. Cinta adalah energi, mampu menguatkan yang lemah dan memberanikan yang takut. Cinta adalah kata kerja, yang dengannya seseorang mampu menujukkannya, cinta adalah perbuatan dan tindakan, bukan sekadar “ocehan”. Seseorang yang benar memiliki cinta akan dengan sangat mudah dilihat dari perbuatannya, mudah untuk menyimpulkan seseorang memiliki cinta atau hanya berpura-pura.
Cinta akan mendorong seseorang dalam perubahan, perubahan yang sejatinya harus dilakukan tanpa diminta, perubahan yang mengalir atas dorongan pemahaman cinta, dorongan berubah ke arah yang lebih baik.
Seseorang yang menghendaki akan sebuah perubahan atas cinta dengan harapan berubah untuk lebih menguatkan yang ada, memang terkadang dihadapkan pada jalan terjal, akan melewati perdebatan panjang dan bahkan kerenggangan, namun jika saling mengerti dan memahami akan tujuan dari perubahan itu sendiri maka cinta lah yang akan menguatkan kembali.
Beranikan diri untuk berubah yang tidak hanya karena keinginan lebih baik tapi juga berubahlah dengan cinta karena perubahan bisa jadi sebuah ajang pembuktian yang nyata, jika tidak berani memberanikan diri, maka saat itulah cinta berperan, cinta yang nyata, benar nan sungguh-sunggguh, tidak akan memberi ketakutan dan keraguan pada pemiliknya, cinta yang menggebu akan memberontak dalam jiwa agar diri ini mampu menunjukkan kepada dunia seakan ingin sekali dengan bangga berucap “cinta ini masih ada, selalu ada, untukmu”.
Komitmen cinta yang kuat akan membawa perubahan yang signifikan, perubahan yang prosesnya menyenangkan karena lahir dari ketulusan, proses panjang perubahan yang tetap menyejukkan karena bertujuan saling mengisi, saling melengkapi, bukan karena saling menjatuhkan.
Perubahan juga butuh kejujuran, jujur untuk berubah dan berubah karena jujur, tidak sedikit yang merubah diri menjadi lebih baik dengan proses yang begitu cepat namun kebaikannya tidak mampu bertahan lama apalagi bersifat “continue”, tersebab perubahan yang terjadi tidak didasari atas kejujuran.
Dewasa ini, jujur bukan hanya sekadar sifat luarbiasa yang dimiliki orangorang yang luarbiasa namun jujur adalah “skill” yang setiap kita harus berlatih, berlatih dan terus berlatih. Perubahan yang terjadi atas kejujuran akan selalu mengarah pada kebaikan dan kekal.
Komitmen Perubahan
Seringkali telinga ini mendengar tentang komitmen, terutama dalam sebuah hubungan, baik cinta atau lainnya. Komitmen menjadi satu hal pokok keberlangsungan hubungan.
Komitmen yang kuat akan terpancar dari perubahan sikap, sikap yang selaras dengan apa yang terucap. Komitmen untuk senantiasa memperbaiki diri, menunjukkan kebaikan demi kebaikan untuk kebaikan. Komitmen akan menumbuhkan kepercayaan, saat kepercayaan telah tumbuh, peliharalah dengan komitmen yang semakin nyata, pembuktian tindakan atas apa yang diucapkan.
Kelvin Azan Fauzy, 2018. “Catatan 120 Hari”
Via
Kolom Penulis
Posting Komentar