Bantarkawung
Bumiayu
Kolom Penulis
Paguyangan
Salem
Sirampog
Tonjong
Keren. Desa Karang Sempu, Langkap punya sistem pengelolaan sampah
LANGKAP – Sampah menurut Wikipedia adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Dimana sampah dibagi menjadi dua kasta, yakni sampah organik dan sampah anorganik. Kedua jenis sampah ini semestinya mempunyai dua perlakuan yang berbeda, karena masa zatnya yang terkandung selama proses pembuatan produk tersebut.
Tidak hanya di Jakarta saja yang kesulitan dalam pengelolaan sampah industri, ataupun rumah tangga. Hampir disetiap daerah problem utamanya adalah sampah yang tidak bisa diselesaikan. Bahkan berita yang sedang panas saat ini adalah pengelolaan sampah Jakarta yang akan dikelola oleh Ibu Risma.
Okey, lanjut kedalam pembahasan sampah di desa Karang Sempu – Langkap. Beberapa hari lalu, di account twitter @satpolpp_brebes mengunggah gundukan sampah yang ada didesa Bumiayu, dimana sampah gundukan tersebut sudah mengeluarkan asap. Maka dari itu, pihak satpol pp brebes segera memadamkan asap tersebut menggunakan alkon.
Mungkin sudah tidak heran lagi, masyarakat kita masih sembarangan dalam membuang sampah dan biasanya tempat pembuangan itu yakni di badan sungai. Peran pemeritah dalam menyediakan sistem yang bisa meminimalisir warga dalam membuang sampah sangatlah diharapkan. Misalnya melalui seminar antar desa, menyediakan lahan untuk dijadikan tempat pembuangan akhir, ataupun membuat tungku atau boiler yang berfungsi menghasilkan uap daari bahan bakar sampah tersebut.
Kali ini, di desa Karang Sempu – Langkap, sudah memiliki sistem untuk warganya dalam mengatur pembuangan sampah. Pembuangan sampah tersebut secara kolektif oleh aparatur desa setempat, dimana menggunakan colt diesel berkeliling didaerah warganya untuk memunguti sampah-sampah hasil dari rumah tangga tersebut.
Tempat pembuangan akhir dari sampah-sampah warga tersebut, dibuang ke TPA kalijurang dengan menggunakan colt diesel. Sampai saat ini terbilang efektif, dikarenakan warga sudah sadar akan pentingnya lingkungan dalam mendukung kesehatan mereka. Sehingga bisa meminimalisir timbulnya penyakit yang tidak diinginkan.
Tidak hanya di Jakarta saja yang kesulitan dalam pengelolaan sampah industri, ataupun rumah tangga. Hampir disetiap daerah problem utamanya adalah sampah yang tidak bisa diselesaikan. Bahkan berita yang sedang panas saat ini adalah pengelolaan sampah Jakarta yang akan dikelola oleh Ibu Risma.
Okey, lanjut kedalam pembahasan sampah di desa Karang Sempu – Langkap. Beberapa hari lalu, di account twitter @satpolpp_brebes mengunggah gundukan sampah yang ada didesa Bumiayu, dimana sampah gundukan tersebut sudah mengeluarkan asap. Maka dari itu, pihak satpol pp brebes segera memadamkan asap tersebut menggunakan alkon.
Mungkin sudah tidak heran lagi, masyarakat kita masih sembarangan dalam membuang sampah dan biasanya tempat pembuangan itu yakni di badan sungai. Peran pemeritah dalam menyediakan sistem yang bisa meminimalisir warga dalam membuang sampah sangatlah diharapkan. Misalnya melalui seminar antar desa, menyediakan lahan untuk dijadikan tempat pembuangan akhir, ataupun membuat tungku atau boiler yang berfungsi menghasilkan uap daari bahan bakar sampah tersebut.
Kali ini, di desa Karang Sempu – Langkap, sudah memiliki sistem untuk warganya dalam mengatur pembuangan sampah. Pembuangan sampah tersebut secara kolektif oleh aparatur desa setempat, dimana menggunakan colt diesel berkeliling didaerah warganya untuk memunguti sampah-sampah hasil dari rumah tangga tersebut.
Tempat pembuangan akhir dari sampah-sampah warga tersebut, dibuang ke TPA kalijurang dengan menggunakan colt diesel. Sampai saat ini terbilang efektif, dikarenakan warga sudah sadar akan pentingnya lingkungan dalam mendukung kesehatan mereka. Sehingga bisa meminimalisir timbulnya penyakit yang tidak diinginkan.
Setiap warga yang akan berpartisipasi dalam pembuangan sampah rumah tangga mereka, dilengkapi dengan buku iuran sehingga tercatat administrasi yang masuk ke pengelola teersebut. Dana tersebut untuk operasional dan tindakan preventive maintenance pada unit pengangkut sampah tersebut. Sistem seperti ini harus di copy-paste kelini-masa desa-desa lainnya agar masalah penumpukan sampah di bahu sungai tidak terjadi lagi. Karena akan rawan menyebabkan terjadinnya banjir bandang, yang akan membahayakan warga sekitarnya sendiri.
Kelemahan yang bisa diambil disini adalah tidak adanya pemisahan sampah organik dan anorganik. Sehingga penanganan selanjutnya akan menjadi tidak maksimal. Mungkin ini adalah PR besar bagi aparat pemerintah untuk terus mengupdate sistemnya agar menghasilkan sistema yang lebih baik lagi.
Kelemahan yang bisa diambil disini adalah tidak adanya pemisahan sampah organik dan anorganik. Sehingga penanganan selanjutnya akan menjadi tidak maksimal. Mungkin ini adalah PR besar bagi aparat pemerintah untuk terus mengupdate sistemnya agar menghasilkan sistema yang lebih baik lagi.
Narasumber : Doni Iraone
Via
Bantarkawung
Posting Komentar