Bumiayu
Opini
Proyek peningkatan jalan Raya ruas nasional di kecamatan Bumiayu sudah rampung. Selain mengecor jalan Raya, proyek nasional ini juga menyasar pembuatan selokan di sisi jalan.
Beton selebar kurang lebih satu meter ditanam di sisi jalan. Setelah ditutup yang tentunya dengan beton juga, kemudian selokan ini difungsikan sebagai trotoar bagi pejalan kaki.
Diharapkan ketika betonisasi jalan sudah rampung, begitu pula dengan pengerjaan selokan ini. Sehingga aliran air yang tidak terserap akibat betonisasi bisa disalurkan diselokan yang baru.
Pantauan penulis tidak demikian yang terjadi. Ketika betonisasi jalan rampung sekitar bulan Januari 2020, di beberapa titik masih menyisakan pengerjaan pavingisasi trotoar.
Di daerah sekitar pertigaan lapangan Asri sudah selesai digali bahkan ditutup beton akan tetapi tidak atau belum dipaving. Bahkan diruas jalan antara kantor polsek Bumiayu ke Selatan sampai dengan toko emas Hj. Aminah malah terlihat tidak digali untuk pengerjaan selokan. Hanya sebagian diujung sebelah selatan sebelum perempatan didepan toko Sidodadi yang sempet digali dan sudah tertutup paving.
Memang perlu kajian lebih lanjut akan tetapi diduga hal ini yang mengakibatkan ketika hujan deras pada sekitar pertengahan bulan Februari 2020, terpantau di daerah yang dimaksud diatas terjadi antrean air masuk ke saluran air.
Genangan di ruas jalan mulai depan kantor Polsek Bumiayu sampai dengan toko Sidodadi mencapai 20 cm bahkan sampai melebihi tinggi trotoar sehingga air sampai meluber merendam trotoar.
Beberapa kendaraan terutama sepeda motor yang terparkir sempat tergenang. Memang beberapa unsur menyebutkan hal ini karena intensitas curah hujan yang cukup tinggi. Akan tetapi kesiapan saluran air cukup menjadi sorotan akibat sempat tergenangnya beberapa ruas jalan di Bumiayu.
Ada satu poin yang cukup menjadi perhatian terutama oleh para pecinta lingkungan. Proyek pengerjaan betonisasi serta pembuatan saluran air di sisi jalan membabat habis pohon di sisi jalan.
Memang pohon-pohon tersebut berada dalam jalur selokan sehingga harus ditebang atau dihilangkan, akan tetapi ketidakadaan pohon pengganti menyisakan masalah baru.
Ketika dibeberapa kota menggalakan ruang terbuka hijau atau sabuk hijau, yaitu deretan tanaman serta pepohonan di jalur transportasi atau dipusat kota, yang selain difungsikan sebagai pohon ayoman/perindang, juga difungsikan sebagai filter udara bagi polusi udara dari kendaraan yang melewati jalan tersebut, malah di kota Bumiayu menghancurkan pohon-pohon ditepi jalan.
Padahal selain filter udara, tanaman atau pohon juga berfungsi menyerap air hujan. Betonisasi membuat hal itu menjadi mustahil. Dikasus ini diperparah dengan dibongkarnya pohon tepi jalan sehingga air langsung mengalir dibeton dan masuk selokan. Ketika lubang selokan terganggu sampah maka banjir menjadi sebuah kewajaran.
Alasan pohon tersebut mengganggu proses pengerjaan selokan seharusnya diimbangi dengan penggantian pohon atau tanaman ketika proyek dimaksud sudah selesai.
Ada banyak opsi sebenarnya mengenai pohon atau tanaman penggantian. Ketika misalnya pohon pengganti ditakutkan merusak saluran air yang ada, bisa dibuatkan pot besar dari drum atau beton. Beberapa kota menggunakan pot yang selain bisa menampung tanaman juga mempunyai nilai dekoratif sehingga mempercantik ruas jalan.
Ketiadaan pohon di sisi jalan kerap kali dikeluhkan oleh pengguna jalan terutama pemotor. Hal ini juga diperparah dengan kemacetan yang sekarang sering terjadi terutama dititik depan pasar Bumiayu serta di depan Masjid Agung Baiturrahman Bumiayu.
Calon penumpang angkutan juga mengeluhkan tidak adanya iyub-iyub ketika menunggu angkot. Ruas jalan terasa lebih panas dan menyiksa. Semoga hal ini menjadi perhatian bagi dinas terkait terutama Dinas Lingkungan Hidup dan tata ruang.
Menjadi idaman warga kota terutama kecamatan Bumiayu mempunyai ruas jalan yang mulus serta akses pejalan kaki yang lancar syukur-syukur bisa dipercantik dengan pohon atau tanaman hias.
Dibeberapa kota yang tidak mempunyai lahan memang membuat ruas jalan menjadi semacam taman kota dimana warga bisa menikmati rindangnya tanaman dan biasanya dilengkapi dengan bangku taman.
Mungkin hal ini bisa menjadi opsi bagi kecamatan Bumiayu yang sejak dulu kala warganya mengidamkan sebuah alun-alun tempat warga bisa luruh sore. /DES
Proyek Betonisasi jalan Bumiayu yang meninggalkan PR
Gambar Trotoar Kota Baru Yogyakarta |
Proyek peningkatan jalan Raya ruas nasional di kecamatan Bumiayu sudah rampung. Selain mengecor jalan Raya, proyek nasional ini juga menyasar pembuatan selokan di sisi jalan.
Beton selebar kurang lebih satu meter ditanam di sisi jalan. Setelah ditutup yang tentunya dengan beton juga, kemudian selokan ini difungsikan sebagai trotoar bagi pejalan kaki.
Diharapkan ketika betonisasi jalan sudah rampung, begitu pula dengan pengerjaan selokan ini. Sehingga aliran air yang tidak terserap akibat betonisasi bisa disalurkan diselokan yang baru.
Tidak Rampung?
Pantauan penulis tidak demikian yang terjadi. Ketika betonisasi jalan rampung sekitar bulan Januari 2020, di beberapa titik masih menyisakan pengerjaan pavingisasi trotoar.
Di daerah sekitar pertigaan lapangan Asri sudah selesai digali bahkan ditutup beton akan tetapi tidak atau belum dipaving. Bahkan diruas jalan antara kantor polsek Bumiayu ke Selatan sampai dengan toko emas Hj. Aminah malah terlihat tidak digali untuk pengerjaan selokan. Hanya sebagian diujung sebelah selatan sebelum perempatan didepan toko Sidodadi yang sempet digali dan sudah tertutup paving.
Memang perlu kajian lebih lanjut akan tetapi diduga hal ini yang mengakibatkan ketika hujan deras pada sekitar pertengahan bulan Februari 2020, terpantau di daerah yang dimaksud diatas terjadi antrean air masuk ke saluran air.
Genangan di ruas jalan mulai depan kantor Polsek Bumiayu sampai dengan toko Sidodadi mencapai 20 cm bahkan sampai melebihi tinggi trotoar sehingga air sampai meluber merendam trotoar.
Beberapa kendaraan terutama sepeda motor yang terparkir sempat tergenang. Memang beberapa unsur menyebutkan hal ini karena intensitas curah hujan yang cukup tinggi. Akan tetapi kesiapan saluran air cukup menjadi sorotan akibat sempat tergenangnya beberapa ruas jalan di Bumiayu.
Hujan kebanjiran, panas kepanasan
Ada satu poin yang cukup menjadi perhatian terutama oleh para pecinta lingkungan. Proyek pengerjaan betonisasi serta pembuatan saluran air di sisi jalan membabat habis pohon di sisi jalan.
Memang pohon-pohon tersebut berada dalam jalur selokan sehingga harus ditebang atau dihilangkan, akan tetapi ketidakadaan pohon pengganti menyisakan masalah baru.
Ketika dibeberapa kota menggalakan ruang terbuka hijau atau sabuk hijau, yaitu deretan tanaman serta pepohonan di jalur transportasi atau dipusat kota, yang selain difungsikan sebagai pohon ayoman/perindang, juga difungsikan sebagai filter udara bagi polusi udara dari kendaraan yang melewati jalan tersebut, malah di kota Bumiayu menghancurkan pohon-pohon ditepi jalan.
Padahal selain filter udara, tanaman atau pohon juga berfungsi menyerap air hujan. Betonisasi membuat hal itu menjadi mustahil. Dikasus ini diperparah dengan dibongkarnya pohon tepi jalan sehingga air langsung mengalir dibeton dan masuk selokan. Ketika lubang selokan terganggu sampah maka banjir menjadi sebuah kewajaran.
Alasan pohon tersebut mengganggu proses pengerjaan selokan seharusnya diimbangi dengan penggantian pohon atau tanaman ketika proyek dimaksud sudah selesai.
Ada banyak opsi sebenarnya mengenai pohon atau tanaman penggantian. Ketika misalnya pohon pengganti ditakutkan merusak saluran air yang ada, bisa dibuatkan pot besar dari drum atau beton. Beberapa kota menggunakan pot yang selain bisa menampung tanaman juga mempunyai nilai dekoratif sehingga mempercantik ruas jalan.
Ketiadaan pohon di sisi jalan kerap kali dikeluhkan oleh pengguna jalan terutama pemotor. Hal ini juga diperparah dengan kemacetan yang sekarang sering terjadi terutama dititik depan pasar Bumiayu serta di depan Masjid Agung Baiturrahman Bumiayu.
Calon penumpang angkutan juga mengeluhkan tidak adanya iyub-iyub ketika menunggu angkot. Ruas jalan terasa lebih panas dan menyiksa. Semoga hal ini menjadi perhatian bagi dinas terkait terutama Dinas Lingkungan Hidup dan tata ruang.
Taman kota
Menjadi idaman warga kota terutama kecamatan Bumiayu mempunyai ruas jalan yang mulus serta akses pejalan kaki yang lancar syukur-syukur bisa dipercantik dengan pohon atau tanaman hias.
Dibeberapa kota yang tidak mempunyai lahan memang membuat ruas jalan menjadi semacam taman kota dimana warga bisa menikmati rindangnya tanaman dan biasanya dilengkapi dengan bangku taman.
Mungkin hal ini bisa menjadi opsi bagi kecamatan Bumiayu yang sejak dulu kala warganya mengidamkan sebuah alun-alun tempat warga bisa luruh sore. /DES
Via
Bumiayu
Posting Komentar