Bantarkawung
Opini
Kondisi Geografis di wilayah Brebes Selatan yang mayoritas adalah pegunungan yang terbentang mulai dari Salem, Bantarkawung dan Sirampog. Areal yang curam dan dengan kerapatan penduduk yang bermukin diareal tersebut menjadikan pemerintah setempat dalam hal ini adalah Rukun Tetangga (RT) dan berkolaborasi dengan aparat lainnya harus selalu bersiap siaga dalam menghadapi perubahan cuaca.
Intensitas lebatnya hujan yang terjadi setiap memasuki musim penghujan, berkisar bulan Desember, Januari, Februari dan Maret ini harus meningkatkan level kesiagaan. Aparat desa harus melek Teknologi dengan mengakses situs BMKG dimana disana banyak terdapat informasi-informasi perkiraan cuaca yang akurat.
Dengan aparat desa setempat yang bisa selalu mengkases informasi terkini dari situs BMKG, maka penangan ataupun pencegahan terjadinya longsor bisa diantisipasi dengan baik tentunya. Meskipun manusia tidak bisa meramalkan kapan terjadinya suatu bencana alam.
Pencegahan preventif itu misalnya, pada saat bulan-bulan kemarau, aparat desa dibantu penduduk setempat melakukan reboisasi jika memang kondisi lahan yang gundul. Mengajukan permohonan ke pemerintah daerah pusat Brebes untuk pengadaan pohon-pohon yang mampu membuat kondisi tanah menjadi kuat.
Pembuatan talud sungai atau bronjongan sehingga tebing sungai tidak terkikis atau erosi dan tentu hal ini tidak menyebabkan terjadinya longsor. Karena areal Brebes Selatan banyak pemukiman yang dibawahnya dilewati DAS (Daerah Aliran Sungai).
3 wilayah longsor di Brebes Selatan ini yang pertama adalah Salem. Dengan areal pegunungan, Salem mempunyai banyak potensi daerah-daerah yang rawan longsor. Bahkan jalan utama yang menghubungkan Salem – Brebes melalui jalur Gunung Leo, sudah sering sekali terjadi longsor yang mengenai pengendara.
Yang kedua adalah Bantarkawung, dengan areal yang terhubung dengan perbukitan Salem. Bantarkawung juga mempunyai potensi longsor yang tinggi. Baru-baru ini bencana alam longsor terjadi di Desa Banjarsari, dan Desa Tarikembing. Pada hari Minggu, 8 Maret 2020 pukul 17.00 WIB dan hari Senin, 10 Maret 2020 pukul 01.30 WIB.
Kejadian ini sudah ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Brebes. Salah satu penangannya adalah pembersihan rumah warga dari lumpur yang memenuhi rumahnya. Dan pemotongan pohon yang tumbang menghalangi akses jalan pedesaan tersebut.
Yang ketiga adalah Kecamatan Sirampog. Masih sama kontur geografisnya dengan Salem dan Bantarkawung, di Sirampog juga potensi bencana longsor masih mengintai setiap saat ketika intensitas hujan turun dengan deras.
Meskipun kita hidup dengan kondisi alam yang seperti itu, namun sebagai manusia yang tentunya dianugrahi akal dan pikiran harus mampu berjuang dan menghadapinya. Membuat Activity Plan ketika musim kemarau yang isinya adalah langkah pencegahan terjadinya longsor. Harapannya plan dan real bisa sesuai sehingga ketika musim penghujan datang, warga sudah bisa siap siaga untuk kejadian yang tidak diinginkan.
Satu lagi yang menjadi titik point yang utama adalah penentuan Meeting Point jika terjadi bencana longsor. Meeting point adalah suatu titik dimana jika terjadi bencana, maka disitulah semua warga harus berkumpul. Dan tentukan jalur-jalur evakuasinya, jika ada budget buat peta jalur evakuasi. Jalur evakuasi bisa lebih dari satu jalur.
Langkah terakhir kita sebagai umat beragama harus senantiasa berdoa agar selalu diberikan keselamatan baik di dunia maupun akhirat. Aamiin... /FA
3 Wilayah Kecamatan yang rawan Longsor di Brebes Selatan
Kondisi Geografis di wilayah Brebes Selatan yang mayoritas adalah pegunungan yang terbentang mulai dari Salem, Bantarkawung dan Sirampog. Areal yang curam dan dengan kerapatan penduduk yang bermukin diareal tersebut menjadikan pemerintah setempat dalam hal ini adalah Rukun Tetangga (RT) dan berkolaborasi dengan aparat lainnya harus selalu bersiap siaga dalam menghadapi perubahan cuaca.
Intensitas lebatnya hujan yang terjadi setiap memasuki musim penghujan, berkisar bulan Desember, Januari, Februari dan Maret ini harus meningkatkan level kesiagaan. Aparat desa harus melek Teknologi dengan mengakses situs BMKG dimana disana banyak terdapat informasi-informasi perkiraan cuaca yang akurat.
Antisipasi Longsor
Dengan aparat desa setempat yang bisa selalu mengkases informasi terkini dari situs BMKG, maka penangan ataupun pencegahan terjadinya longsor bisa diantisipasi dengan baik tentunya. Meskipun manusia tidak bisa meramalkan kapan terjadinya suatu bencana alam.
Pencegahan preventif itu misalnya, pada saat bulan-bulan kemarau, aparat desa dibantu penduduk setempat melakukan reboisasi jika memang kondisi lahan yang gundul. Mengajukan permohonan ke pemerintah daerah pusat Brebes untuk pengadaan pohon-pohon yang mampu membuat kondisi tanah menjadi kuat.
Pembuatan talud sungai atau bronjongan sehingga tebing sungai tidak terkikis atau erosi dan tentu hal ini tidak menyebabkan terjadinya longsor. Karena areal Brebes Selatan banyak pemukiman yang dibawahnya dilewati DAS (Daerah Aliran Sungai).
Wilayah longsor
3 wilayah longsor di Brebes Selatan ini yang pertama adalah Salem. Dengan areal pegunungan, Salem mempunyai banyak potensi daerah-daerah yang rawan longsor. Bahkan jalan utama yang menghubungkan Salem – Brebes melalui jalur Gunung Leo, sudah sering sekali terjadi longsor yang mengenai pengendara.
Yang kedua adalah Bantarkawung, dengan areal yang terhubung dengan perbukitan Salem. Bantarkawung juga mempunyai potensi longsor yang tinggi. Baru-baru ini bencana alam longsor terjadi di Desa Banjarsari, dan Desa Tarikembing. Pada hari Minggu, 8 Maret 2020 pukul 17.00 WIB dan hari Senin, 10 Maret 2020 pukul 01.30 WIB.
Kejadian ini sudah ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Brebes. Salah satu penangannya adalah pembersihan rumah warga dari lumpur yang memenuhi rumahnya. Dan pemotongan pohon yang tumbang menghalangi akses jalan pedesaan tersebut.
Yang ketiga adalah Kecamatan Sirampog. Masih sama kontur geografisnya dengan Salem dan Bantarkawung, di Sirampog juga potensi bencana longsor masih mengintai setiap saat ketika intensitas hujan turun dengan deras.
Minggu, 08-03-2020 pkl 17.00 WIB s.d hari Senin, 10-03-2020 pkl 01.30 WIB telah terjadi hujan dgn intensitas sedang s.d lebat mengakibatkan 3 titik longsoran di Ds. Banjarsari & Ds. Tarikembing, Kec. Bantarkawung@ganjarpranowo @idza_priyanti @PusdiklatBNPB @bpbdjateng pic.twitter.com/2sVozjKPcN— BPBD KAB. BREBES (@BPBDBREBES165) 10 Maret 2020
Kesimpulan
Meskipun kita hidup dengan kondisi alam yang seperti itu, namun sebagai manusia yang tentunya dianugrahi akal dan pikiran harus mampu berjuang dan menghadapinya. Membuat Activity Plan ketika musim kemarau yang isinya adalah langkah pencegahan terjadinya longsor. Harapannya plan dan real bisa sesuai sehingga ketika musim penghujan datang, warga sudah bisa siap siaga untuk kejadian yang tidak diinginkan.
Satu lagi yang menjadi titik point yang utama adalah penentuan Meeting Point jika terjadi bencana longsor. Meeting point adalah suatu titik dimana jika terjadi bencana, maka disitulah semua warga harus berkumpul. Dan tentukan jalur-jalur evakuasinya, jika ada budget buat peta jalur evakuasi. Jalur evakuasi bisa lebih dari satu jalur.
Langkah terakhir kita sebagai umat beragama harus senantiasa berdoa agar selalu diberikan keselamatan baik di dunia maupun akhirat. Aamiin... /FA
Via
Bantarkawung
Posting Komentar