Opini
Tidak sedikit yang memimpikan Kota Bumiayu menjadi suatu Kota yang maju. Sejak beberapa puluh tahun yang lalu masyarakat Bumiayu sudah sekuat tenaga mewujudkannya. Mungki pembaca setia blog inipun juga turut menjadi pelaku perjuangan tersebut. SEMANGAT!!!
Lantas, bagaimana sih suatu kota bisa dikatakan sebagai kota yang maju?
Tulisan berikut ini ditulis berdasarkan opini penulis, hal-hal yang kiranya kurang tepat, langsung saja balas dikotak komentar yah.
Seperti halnya Brebes, sebagai Kabupaten induk dari Kecamatan Bumiayu belum tentu juga Brebes bisa dikatakan suatu Kabupaten yang Maju. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk bisa mendapatkan predikat maju tentu mempunyai banyak parameter.
Hal ini dikarenakan Bumiayu hanya mempunyai dua pasar induk, yakni pasar induk kalierang samping Polsek Bumiayu dan Pasar Induk bekas Terminal lama didepan Bank BCA Bumiayu.
Dimana, kedua pasar ini kios-kiosnya sudah penuh terisi para pedagang yang sudah membeli kios tersebut sejak pertama kali dibangun.
Kemungkinan kedua para PKL ini hanya mempunyai modal yang sedikit sehingga tidak mampu menyewa atau membeli kios yang ada didalam pasar induk tersebut. Atau memang penghasilannya malah lebih besar dibandingkan yang berada didalam pasar induk tentunya.
Peran pemerintah disini membutuhkan effort yang luar biasa, agar menciptakan pasar komunal dengan harga sewa atau jual yang mampu dikredit oleh para pedagang PKL itu.
Menurut pantauan radar penulis, sepertinya lokasi yang strategis adalah disekitar Jl. Pangeran Dipenogoro terpantau ada ruang kosong yang memungkinkan pemerintah membelinya dan mulai dibangun pasar PKL Komunal dimana isinya adalah para PKL yang selama ini berjualan di Trotoar Bumiayu.
Jika kita perhatikan disekitar Kota Bumiayu sistem drainase dalam kota sudah cukup baik bahkan sebelum adanya proyek betonisasi jalan. Namun, sifat buruk warganya yang masih suka membuang sampah ke saluran drainase inilah yang kelak akan membuat banjir.
Dan beberapa minggu yang lalu banyak bersliweran video ataupun foto yang menunjukan jalan arteri Bumiayu ini penuh dengan genangan air. Salah satu penyebabnya bisa jadi tidak ada resapan pada trotoarnya sendiri ataupun juga ada sampah didalam drainasenya. Tapi Alkhamdulillah genangan air itu bisa surut hanya dalam waktu 3 jam saja.
Jika Bumiayu menjadi Kota yang Maju
Tidak sedikit yang memimpikan Kota Bumiayu menjadi suatu Kota yang maju. Sejak beberapa puluh tahun yang lalu masyarakat Bumiayu sudah sekuat tenaga mewujudkannya. Mungki pembaca setia blog inipun juga turut menjadi pelaku perjuangan tersebut. SEMANGAT!!!
Lantas, bagaimana sih suatu kota bisa dikatakan sebagai kota yang maju?
Tulisan berikut ini ditulis berdasarkan opini penulis, hal-hal yang kiranya kurang tepat, langsung saja balas dikotak komentar yah.
Seperti halnya Brebes, sebagai Kabupaten induk dari Kecamatan Bumiayu belum tentu juga Brebes bisa dikatakan suatu Kabupaten yang Maju. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk bisa mendapatkan predikat maju tentu mempunyai banyak parameter.
Suatu kota dikatakan Maju adalah sebagai berikut :
1. Sentralisasi Lapak Pedagang Kaki Lima
Traffic-jam Bumiayu yang terjadi setiap pukul 07.00 sampai dengan pukul 15.00 sore disebabkan karena keadaan Trotoar jalan arteri selalu ramai oleh para pedagang kaki lima. Namun akhir-akhir ini kemacetan di Bumiayu bisa terjadi sampai malam hari sekitar pukul 19.00 ya lur.Hal ini dikarenakan Bumiayu hanya mempunyai dua pasar induk, yakni pasar induk kalierang samping Polsek Bumiayu dan Pasar Induk bekas Terminal lama didepan Bank BCA Bumiayu.
Dimana, kedua pasar ini kios-kiosnya sudah penuh terisi para pedagang yang sudah membeli kios tersebut sejak pertama kali dibangun.
Kemungkinan kedua para PKL ini hanya mempunyai modal yang sedikit sehingga tidak mampu menyewa atau membeli kios yang ada didalam pasar induk tersebut. Atau memang penghasilannya malah lebih besar dibandingkan yang berada didalam pasar induk tentunya.
Peran pemerintah disini membutuhkan effort yang luar biasa, agar menciptakan pasar komunal dengan harga sewa atau jual yang mampu dikredit oleh para pedagang PKL itu.
Menurut pantauan radar penulis, sepertinya lokasi yang strategis adalah disekitar Jl. Pangeran Dipenogoro terpantau ada ruang kosong yang memungkinkan pemerintah membelinya dan mulai dibangun pasar PKL Komunal dimana isinya adalah para PKL yang selama ini berjualan di Trotoar Bumiayu.
2. Drainase dalam kota lancar
Curah hujan yang tinggi merupakan tantangan yang berat untuk pemerintahan Brebes. Dimana harus bisa menyiapkan drainase yang bagus dan terawat.Jika kita perhatikan disekitar Kota Bumiayu sistem drainase dalam kota sudah cukup baik bahkan sebelum adanya proyek betonisasi jalan. Namun, sifat buruk warganya yang masih suka membuang sampah ke saluran drainase inilah yang kelak akan membuat banjir.
Dan beberapa minggu yang lalu banyak bersliweran video ataupun foto yang menunjukan jalan arteri Bumiayu ini penuh dengan genangan air. Salah satu penyebabnya bisa jadi tidak ada resapan pada trotoarnya sendiri ataupun juga ada sampah didalam drainasenya. Tapi Alkhamdulillah genangan air itu bisa surut hanya dalam waktu 3 jam saja.
Buat pembaca, mohon mulai dari diri sendiri untuk disiplin membuang sampah pada tempatnya sehingga tidak berakibat yang buruk dikemudian harinya ataupun pada waktu musim penghujan.
Akibatnya tentu saja polusi-polusi kendaraan tidak bisa diminimalisir. Dan ketika cuaca terik, pejalan kakipun enggan untuk berjalan di trotoar tentunya.
Ruang terbuka Hijau ini sebetulnya sangat cocok dibangun di Pasar Induk Kalierang. Disitu adalah kantor bekas pekerjaan umum, dengan luas yang cukup untuk membangun taman kota.
Hhhmmm.... Penulis membayangkan saja sudah sangat indah dan asyik. Bagaimana menurut kalian coba?
Dengan adanya Jalan Tol yang menghubungkan Tegal ke Semarang sebetulnya ini menjadi peluang untuk menarik Investor sebanyak-banyaknya.
Misalnya adalah pemerintah pusat dalam hal ini Brebes, menyediakan suatu kawasan dimana nanti bisa berdiri 5 - 10 pabrik, tentu dengan sertifikasi AMDAL. Kemudian undang para pebisnis yang ingin mengembangkan produksinya dan menekan biaya produksinya. Karena upah pekerja untuk daerah Jawa Tengah relatif masih bisa menguntungkan para pengusaha.
Presentasikan kelebihan jika pengusah tersebut mau berinvestasi di Bumiayu, mulai dari karakteristik warganya yang ulet, dan semangat, serta sumber daya alam yang bisa digunakan. Kemudian ditambah faktor infrastruktur jalan tol Tegal - Semarang yang sudah jadi tersebut.
Jika penulis membayangkannya, jalan lingkar akan diperlebar menjadi 4 jalur minimal, sehingga volume kendaraan produksi akan dilewatkan melalui jalan lingkar, sehingga akses dalam kota tetap minim polusi udara. Dan jika perlu jalan setelah SMA Talok diperlebar untuk meminimalisir angka kemacetan.
Selamat membaca ya. Dan jangan lupa di share. /FA
3. Taman Hijau tengah Kota
Kota Bumiayu sendiri belum mempunyai ruang terbuka hijau, ditambah proyek betonisasi ini terlihat tidak ramah pada pohon-pohon yang sudah ada terlebih dahulu di trotoar.Akibatnya tentu saja polusi-polusi kendaraan tidak bisa diminimalisir. Dan ketika cuaca terik, pejalan kakipun enggan untuk berjalan di trotoar tentunya.
Ruang terbuka Hijau ini sebetulnya sangat cocok dibangun di Pasar Induk Kalierang. Disitu adalah kantor bekas pekerjaan umum, dengan luas yang cukup untuk membangun taman kota.
Hhhmmm.... Penulis membayangkan saja sudah sangat indah dan asyik. Bagaimana menurut kalian coba?
4. Mengundang Investor
Indikator ini menjadikan salah satu ciri suatu kota disebut maju. Dengan adanya Investor tentu masyarakat sekitar akan terbantu perekonomiannya dan angka kemiskinan pasti akan turun.Dengan adanya Jalan Tol yang menghubungkan Tegal ke Semarang sebetulnya ini menjadi peluang untuk menarik Investor sebanyak-banyaknya.
Misalnya adalah pemerintah pusat dalam hal ini Brebes, menyediakan suatu kawasan dimana nanti bisa berdiri 5 - 10 pabrik, tentu dengan sertifikasi AMDAL. Kemudian undang para pebisnis yang ingin mengembangkan produksinya dan menekan biaya produksinya. Karena upah pekerja untuk daerah Jawa Tengah relatif masih bisa menguntungkan para pengusaha.
Presentasikan kelebihan jika pengusah tersebut mau berinvestasi di Bumiayu, mulai dari karakteristik warganya yang ulet, dan semangat, serta sumber daya alam yang bisa digunakan. Kemudian ditambah faktor infrastruktur jalan tol Tegal - Semarang yang sudah jadi tersebut.
5. Perbaikan Infrastruktur
Yang terakhir adalah infrastruktur. Tanpa infrastruktur yang memadai para investor tentu tidak ingin menginjakan kakinya di Bumiayu. Modal utamanya tidak lain adalah infrastruktur, dimana harus masuk dalam budget tahunan sehingga akan selalu berkelanjutan program infrastruktur lima tahunan misalnya.Jika penulis membayangkannya, jalan lingkar akan diperlebar menjadi 4 jalur minimal, sehingga volume kendaraan produksi akan dilewatkan melalui jalan lingkar, sehingga akses dalam kota tetap minim polusi udara. Dan jika perlu jalan setelah SMA Talok diperlebar untuk meminimalisir angka kemacetan.
Kesimpulan
Hal diatas merupakan pengandaian dari penulis saja, dimana jika terjadi mungkin penulis akan rela resign dari pekerjaannya dan mulai mendirikan usaha di tanah kelahiran Bumiayu. Hehe...Selamat membaca ya. Dan jangan lupa di share. /FA
Photo by Eilis Garvey on Unsplash
Via
Opini
Posting Komentar