Salem
PKH yang tidak tepat sasaran?
Tengah viral beberapa foto rumah-rumah yang diberikan sticker MISKIN oleh petugas PKH, namun yang sangat disayangkan kondisi rumah tersebut bak Istana. Rumah dengan model kekinian dan berlantai dua ini dengan anehnya mendapatkan sticker keluarga MISKIN.
Sontak keadaan ini membuat banyak netizen yang geram akan koordinasi antara tenaga kontrak PKH dengan pemdes setempat, ataukah ini memang kong-kali-kong untuk mendapatkan selembar rupiah dari program KEMENKES (Kementrian Kesehetan Republik Indonesia) ini.
PKH atau Program Keluarga Harapan sendiri sudah jalan sejak tahun 2007 silam dimana dengan tujuan untuk mengentaskan kemiskinan yang ada diseluruh penjuru tanah air ini. Prgogram yang sangat bagus untuk membuat masyarakat miskin khususnya bisa bertahan hidup ditengah kondisi ekonomi yang semakin berat.
Tidak hanya di Kecamatan Salem yang salah dalam pendataan masyarakat miskin dan non miskin sesuai kriteria dari program PKH ini. Misalnya komentar dari Emiemi ini menyebutkan Lah Sindangwangi kecamatan Bantarkawung geh sama, yang kaya dpt PKH dobel sama jompo (padahal masih muda tpi dpt jompo) yang bnr" miskin gk dapet apa".
Kemudian dibalas lagi dari komentar Momy Fana Momy Fana Laah sama bae d desa pengarasan bantarkawung jg yg emas nya sampe ke ketek aja msh dapet sedangkan yang ga mampu ga d kasih.
Ada juga komentar netizen yang mengusulkan untuk dilakukannya sensus ulang.
Umi Mahmudah mengatakan Perlu ada sensus ulang biar bener2 tepat sasaran. Tapi netijen jg jangan suudzon disit, kali aja itu rumah warisan atau apa lah sedangkan pemilik yg skrg gk punya penghasilan yg cukup utk kbutuhan sehari2.kroscek aja coba biar gamblang.
Ada juga kritikan netizen yang menginformasikan warga yang tidak jujur dalam memberikan keterangan, ya salah satu tujuannya tentu agar diloloskan sebagai warga miskin. Berikut komentarnya Kadang seng ngisi formulir ora pada jujur misal ndue mobil kro tanah akeh jrene ora ndue yang ditulis oleh Afid afa.
Apakah PKH tepat sasaran?
Dari sekian banyak komentar netizen, perlu dilakukan sentralisasi data yang akurat. Para pelaku atau petugas PKH harus benar-benar terjun secara langsung ke lapangan. Bila perlu menggunakan media sosial sebagai bantuan dalam mengisi formulis independen. Dimana netizen bisa memberikan informasi tetangga disekitarnya yang benar-benar layak untuk menerima bantuan dari PKH tersebut.
Data-data PKH lebih baik ditampilkan ke ranah online untuk mencegah manipulasi data ditingkat RT atau desa. Memang hal ini juga nanti rawan disalah gunakan oleh orang yang bisa menembus keamanan jaringan untuk mengedit data tersebut. Tapi ini tentunya hanya sekedar saran dari penulis ya.
Program PKH sudah dirancang dengan sangat bagus, alangkah baiknya dilapangan benar-benar tepat sasaran sehingga bisa menjadikan amal jariyah bagi petugasnya dan tentu membantu kelangsungan hidup warga miskin yang benar-benar miskin. /FA
Via
Salem
Posting Komentar