Informasi Umum
Paguyangan
Luar Biasa!!! Pasar Tradisional bisa menyumbang Rp 6 M Pendapatan Asli Daerah
Mas Ngadimin terpenganga alias melongo, mengetahui kalau Pasar Tradisional ternyata bisa menyumbangkan pendapatan daerah mencapai Miliaran. Ini sih keren banget sumpah!!! Ngacung sapa sedulur sing ning kene duwe kios ning pasar? Pasti macane sambil mesam-mesem geh.
Geliat perekonomian di pasar ternyata tidak seperti yang kita lihat dengan keadaan yang kotor (Maaf kiye tah nyata ya) akan tetapi menyuburkan kantong perekonomian daerah. Dan tentu saja, pasar menjadikan warga sekitar mempunyai pendapatan dan terjalin simbiosis mutualisme dimana perputaran ekonomi akan semakin sering selajur dengan permintaan maka akan terjadi persemakmuran dilokasi tersebut.
Pasar-pasar di Bumiayu yang bisa kita lihat mulai dari pasar cilik ning pertelon Jatisawit, kemudian pasar induk Karangturi, dan kemudian pasar exs DPU Kalierang. Durung ditambah pasar kaki lima sing sepanjang jalan Kantor Polisi tekan pertelon pasar wage.
Rasululloh mengajarkan kita untuk berdagang, namun banyak yang gengsi untuk menjadi pedagang terlebih ketika berdagang di pasar. Mas Ngadimin benar-benar tersadarkan akan dunia perekonomian dari sektor perdagangan. SUNGGUH LUAR BIASA!!!
Baru-baru ini telah disahkan revitalisasi Pasar Tradisional Winduaji kecamatan Paguyangan oleh Ibu Bupati yang menelan biaya Rp1,8M yang didanai oleh Pemerintah Pusat ini yang dibangun pada tahun 2018.
Pemerintah Brebes sendiri telah mengelola sebanyak 20 pasar tradisional yang ada di lingkup Kabupaten Brebes.
Jadi sedulur, kita jangan sekali meremehkan kekuatan sektor perdagangan yang ternyata memberikan efek positif bagi perekonomian Negara. Maka dari itu, dimasa pandemi ini tidak mungkin pasar itu ditutup karena tentu melayani semua khalayak hidup masyarakat.
Rata-rata masyarakat memang senang berbelanja di pasar, selain harganya yang murah juga sebagai bentuk silaturahmi sesama tetangga yang mungkin juga mempunyai kios dipasar tersebut. Memang ciri khas Indonesia ialah warganya yang ramah dan suka bergotong royong sudah lahir sejak nenek moyang kita berjuang melawan Belanda.
Oh ya sampai lupa, Indonesia kenapa bisa dijajah oleh VOC juga melalui jalur perdagangan, dan Islam masuk ke Indonesia juga melalui jalur perdagangan. Maka dari itu, panjenengan sedoyo misale terkena PHK ayo coba mulai berdagan nggeh mugi mawon malah rezekine dijalur perdagangan, mbuh tah mbuka warung kelontong gitu. Aamiinn....
Geliat perekonomian di pasar ternyata tidak seperti yang kita lihat dengan keadaan yang kotor (Maaf kiye tah nyata ya) akan tetapi menyuburkan kantong perekonomian daerah. Dan tentu saja, pasar menjadikan warga sekitar mempunyai pendapatan dan terjalin simbiosis mutualisme dimana perputaran ekonomi akan semakin sering selajur dengan permintaan maka akan terjadi persemakmuran dilokasi tersebut.
Image by M Ameen from Pixabay |
Pasar-pasar di Bumiayu yang bisa kita lihat mulai dari pasar cilik ning pertelon Jatisawit, kemudian pasar induk Karangturi, dan kemudian pasar exs DPU Kalierang. Durung ditambah pasar kaki lima sing sepanjang jalan Kantor Polisi tekan pertelon pasar wage.
Rasululloh mengajarkan kita untuk berdagang, namun banyak yang gengsi untuk menjadi pedagang terlebih ketika berdagang di pasar. Mas Ngadimin benar-benar tersadarkan akan dunia perekonomian dari sektor perdagangan. SUNGGUH LUAR BIASA!!!
Baru-baru ini telah disahkan revitalisasi Pasar Tradisional Winduaji kecamatan Paguyangan oleh Ibu Bupati yang menelan biaya Rp1,8M yang didanai oleh Pemerintah Pusat ini yang dibangun pada tahun 2018.
Pemerintah Brebes sendiri telah mengelola sebanyak 20 pasar tradisional yang ada di lingkup Kabupaten Brebes.
Jadi sedulur, kita jangan sekali meremehkan kekuatan sektor perdagangan yang ternyata memberikan efek positif bagi perekonomian Negara. Maka dari itu, dimasa pandemi ini tidak mungkin pasar itu ditutup karena tentu melayani semua khalayak hidup masyarakat.
Rata-rata masyarakat memang senang berbelanja di pasar, selain harganya yang murah juga sebagai bentuk silaturahmi sesama tetangga yang mungkin juga mempunyai kios dipasar tersebut. Memang ciri khas Indonesia ialah warganya yang ramah dan suka bergotong royong sudah lahir sejak nenek moyang kita berjuang melawan Belanda.
Oh ya sampai lupa, Indonesia kenapa bisa dijajah oleh VOC juga melalui jalur perdagangan, dan Islam masuk ke Indonesia juga melalui jalur perdagangan. Maka dari itu, panjenengan sedoyo misale terkena PHK ayo coba mulai berdagan nggeh mugi mawon malah rezekine dijalur perdagangan, mbuh tah mbuka warung kelontong gitu. Aamiinn....
Via
Informasi Umum
Posting Komentar