Kali Keruh Yang Menjanjikan Apa?
Kali yang membentang luas di daerah melewati kelurahan Adisana, Penggarutan, Bumiayu dst. Sungai yang berwarna keruh dipengaruhi oleh muatan yang diangkutnya. Material angkutan sungai yaitu muatan dasar merupakan muatan yang terangkut di dasar sungai yang mempunyai tekstur kasar seperti pasir, kerikil, gravel dan partikel hasil rombakan batuan. Lalu muatan suspensi merupakan muatan yang melayang-layang di tubuh sungai. Sungai yang banyak mengangkut material suspensi yang berupa lempung dan cenderung akan mengakibatkan sungai menjadi keruh.
Kali Keruh bukan sembarang kali biasa. Selain memiliki nilai estetik di mata juga bernilai uang. Bagaimana tidak, di kali tersebut menjadi sumber mata pencaharian banyak kepala keluarga. Bukan hanya dari penduduk sekitar, bahkan dari warga kecamatan sebelah. Sebut saja di sekitar Adisana, di pagi hari banyak motor parkir di pinggir sungai. Dan arko yang dirantai juga kunci digunakan kembali hingga sore.
Bebatuan kecil besar nan bersih yang disajikan alam tersuguh indah. Diambil manfaatnya manusia demi kebutuhan perut. Begitu pula pasir. Mereka yang memiliki niat, tekad dan tenaga yang kokoh untuk mengambil, mengangkutnya untuk dikumpulkan hingga ke pinggir jalan. Dengan arko yang berroda tiga mereka tinggal sorong. Bahu berotot serta punggung yang kekar mendorong kuat. Berliuk-liuk melewati jalan kecil diantara bebatuan dan pepasiran. Setelah terkumpul banyak kemudian dijual.
Tibanya banjir udik yang mengerikan, bagi sebagian pekerja tambang batu dan pasir seperti dua sisi uang yang tak terpisahkan. Alarm alam yang mengharuskan bekerja dengan waspada. Setelah itu kiriman pasir dan bebatuan yang terbarukan. Di sisi lain pula alam terus digerus dieksplore, sementara itu tidak bisa diperbaharui.
Janji keberlangsungan dapur mengebul setelah peluh mengalir demi keluarga. Janji sebaris senyum anak istri di rumah yang menanti. Janji manis pekerjaan yang tidak perlu selembar ijazah dan peraturan yang mengikat. Janji alam yang sanggup menyuguhkan keangkuhannya.
Ah, Kali Keruh. Masa kecilku indah bersamamu. Menikmati mandi air keruh dengan suka cita. Melompat gaya bebas dari atas batu besar. Bisa pipis di tempat dan BAB tanpa harus pulang ke rumah. Sesekali membawa batu hanya untuk kepentingan kerja bakti. Bukan pekerjaan menambang. Kali Keruh kini melebar, menggerus area disampingnya. Ada kebun, sawah yang dilumpuri pasir dan ditaburi bebatuan. Mengikis orbit, benteng dan jembatan seiring berjalannya waktu.
Cukup tangan mungil manusia yang bekerja. Bukan mesin dengan robot raksasa yang menggerus alam. Sudah tertera jelas dalam kitab Nya, telah nampak kerusakan bumi oleh tangan-tangan manusia.
Posting Komentar