Menjadi Konten Kreator Mudah, Tapi Tidak Gampang
Di jaman serba digital dan sosial media, eksistensi dan aktualisasi menjadi sangat penting. Pengakuan dari banyak orang menjadi kekuatan tersendiri, terutama adanya like, subcribe, share ataupun emoticon love. Beberapa anak kecil yang saya temui, saat ditanya cita-cita ingin menjadi youtuber, gamer. Tidak seperti dulu, hampir anak-anak yang ditanya cita-cita menjawab jadi guru, dokter, polisi, tentara.
Image by 200 Degrees from Pixabay |
Sebut saja profesi yang dulu tidak sekarang ada. Mungkin banyak dari orang tua kita tahu akan profesi tsb. Sebut saja konten kreator, menjual follower, menambang di bit coin, ngeblog, ngevlog, selebgram atau influencer, jasa virtual marketing dll. Kebanyakan berbahasa asing dan bersangkutan dengan internet, tekhnologi.
Nah, sepertinya di Kota kita tercinta Bumiayu ini, beberapa profesi yang sudah disebutkan diatas sedang sangat popular. Terlihat jika kita iseng ketikan keyword Bumiayu di Youtube pasti akan bermunculan youtuber dari Bumiayu dan sekitarnya. Mereka berjuang keras melawan konten-konten kreatif dari kota-kota lain diseluruh Indonesia tentunya.
Namun, perlu diketahui jika konten kamu tidak mengandung keyword dengan bayaran yang tinggi tentu terasa akan sangat berat mengumpulkan pundi-pundi dollar yang ditawarkannya. Jadi bagi kamu yang bergelut tentang media social kreatif, tidak hanya kreatif yang harus anda pikirkan namun juga keyword-keyword dengan bayaran yang tinggi dan materi konten yang mengandung keyword yang tinggi pula bayarannya. Tidak gampang bukan?
Perlu digaris bawahi seiring pesatnya tekhnologi juga ikut serta membawa dampak negatif lainnnya. Nah, agar tidak meleset pastikan modal ini dimiliki
1. Ilmu
Menjadi konten kreator disosmed, secara tidak langsung mewajibkan kita memiliki keahlian software tertentu. Seperti mengedit foto, video, menggambar, mixing audio dll tergantung kebutuhan. Google ataupun youtub menyediakan ilmu gratis. Selain buku tentunya. Ilmu-ilmu baru sering dikupas di grup sosmed dengan bergabung dikomunitas dan kopdar untuk dibahas. Ilmu juga bisa didapat dari seminar atau training, baik yang berbayar ataupun gratis.
2. Menarik, bermanfaat dan unik
Setiap konten kreator akan lebih dikenal karena memiliki ciri khas. Memiliki daya tarik tersendiri. Bukan faktor keadilan sosial bagi seluruh rakyat goodlooking, namun lebih kepada isi konten. Bagi kalangan artis bisa saja mudah mendapat subcriber dan viewer. Bagi orang biasa perlu bekerja keras untuk menarik perhatian.
3. Konsisten
Seperti dalam pepatah berlatih membuat sempurna. Begitu pula dalam pengerjaan membuat konten. Pekerjaan yang berulang dan terlatih akan terlihat hasil yang lebih memuaskan dibanding yang dikerjakan jarang atau separo-paro.
4. Sabar, jangan malas
Bosan, malas selalu menjadi musuh besar dalam pekerjaan. Kembali ketujuan membuat konten dan mimpi besar di dalamnya. Sebagai konten kreator dari orang biasa wajib bersabar dan tekun. Satu subcriber, like sangat berarti. Selain kompetitor banyak pilihan, ingat jalan rezeki sudah digariskan. Usaha tidak pernah menghianati hasil.
5. Bukan pansos sampah
Menjadi terkenal mungkin menjadi impian sebagian banyak orang. Tidak ayal, banyak orang yang menggunakan berbagai cara untuk memviralkan diri meski dengan cara tidak baik. Dalam istilah pansos (panjat sosial media). Menyuguhkan tontonan baiknya memperhatikan nilai-nilai yang bisa dipertanggungjawabkan. Bukan sampah yang bisa merusak moral atau sekedar kesenangan pribadi.
Untuk menjadi youtuber, agar bisa dimonetisasi (menghasilkan uang) harus memiliki 1000 subcriber dan 4000 jam tayang dalam setahun. Begitupun twitter untuk bisa menjadi buzzer minimal 5K follower dan instagram dengan 5K follower untuk menjadi pemula influencer.
Itulah mengapa menjadi konten kreator terlihat mudah, pada nyatanya tidak gampang. Otak diajarkan untuk membuat kreatif dan menggali ide-ide baru disetiap mengunggah yang baru.
Posting Komentar